Senin, 04 Juni 2012

NARSIS OVER DOSIS

Duh! Betapa narsisnya! Begitu kata teman-teman yang mengenal saya. Ya.. saya juga tak tahu dari kapan virus narsis ini menyerang setiap pembuluh darah menimbulkan dampak kelakuan aneh bin ga jelas. 

Bayangkan! Hampir 80 % foto dalam handphone adalah foto saya pribadi itupun fotografernya saya sendiri. Duh!! Geli juga kalau melihatnya. Ternyata saya sok imut, sok keren, dan sok gaya. Gatal rasanya jika melihat ponsel nganggur, posisikan kamera dan langsung beraksi. Wajar, obsesi jadi model nggak kesampaian jadinya menggila dengan berpose ria by camera. Setiap mengunjungi tempat baru dan unik langsung bergaya di depan kamera untuk mengabadikan moment. Tak lupa pasang gaya paling asyik bin nyentrik. Kenapa ya? Apa ini pengaruh semakin canggihnya teknologi atau saya memang sudah menggila?


Tak lupa share foto paling gokil di facebook, tag teman sebanyak-banyaknya. Nggarepnya sih terkenal dan banyak orang yang suka. Hehehe promosi gratis untuk menunjukkan diri saya. Tak ketinggalan gambar jempol diklik untuk memberi penilaian pada foto saya sendiri. Dengan alasan kalau nggak ada yang muji setidaknya saya sudah memuji diri sendiri. 

Nah! Lebih parah lagi ketika bercermin. Sering memuji diri sendiri. Hmm betapa mancung hidungku, betapa manis senyumku. Ampun!!! Saya kadang berlebihan menilai diri saya sendiri. Padahal jika dicermati lebih lanjut lebih banyak kekurangan daripada kelebihannya. Astaga!!! Apakah saya sudah memasuki fase “narsis over dosis” ? Harus segera diobati!

Menurut saya mencintai diri sendiri memang wajib hukumnya. Karena ini menunjukkan rasa syukur terhadap karuniaNya. Tapi jika ini berlebihan yang ada malah berdampak buruk salah satunya kesombongan. Pernah saya membaca sebuah berita seorang pria menikahi dirinya sendiri. Wah!! Ampun!! Sereem!!

Saya harus berpikir lebih bijak lagi bahwa tubuh ini hanya titipan dari Yang Maha Kuasa. Pada saatnya nanti semua akan ditinggalkan. Mencintai diri sendiri boleh. Tapi sebagai makhluk sosial yang diciptakan saling membutuhkan, tak ada salahnya membagi cinta dengan orang-orang di sekitar kita. Bukankah indah dunia jika semua orang saling mencintai dan menyayangi? Jika hanya mencintai diri sendiri bukankah dunia sepi karena yang ada hanya kesendirian dengan diri sendiri.

Ternyata berfoto bareng teman-teman lebih seru daripada berpose seorang diri di depan kamera. Terlebih ketika di share di facebook dan menjadi topik perbincangan asyik untuk dibahas. Memuji kecantikan dan kehebatan orang lain juga lebih baik karena membuahkan senyuman dari orang yang dipuji. Hidup bukan untuk diri sendiri hidup untuk bersosialisasi. Narsis boleh tapi harus pas kadar dan dosisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar